DEFINISI POLITIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Pada pesta Demokrasi sekarang ini hampir bisa dipastikan setiap orang pasti ingin berpartisipasi minimal sebagai “suporter”. Namun di balik gegap gempita nya pesta tersebut ada sebagain orang yang justru secara sengaja atau tidak untuk keluar atau dengan kata lain bersikap tidak peduli (apatis) dengan alasan bahwa politik itu kotor sedangkan agama adalah wilayah yang sakral. Dan hal ini semakin sering kita dengar seiring banyaknya “kader-kader/petinggi-petinggi” NU yang menjadi calon wakil presiden dimana organisasi tersebut langsung mengambil keputusan agar cawapres tersebut untuk keluar atau dengan tidak mengatasnamakan “warga NU”. Terlepas dari pernyataan tersebut diatas, ada dua pertanyaan yang sekiranya bisa kita ajukan: pertama, apa sebenarnya definisi dari politik? Kedua, haruskah umat Islam terjun ke dalam dunia politik?

Pengertian Politik yang Benar (Sesuai Dengan Syara)
Politik, realitanya pasti berhubungan dengan masalah mengatur urusan rakyat baik oleh negara maupun rakyat. Sehingga definisi dasar menurut realita dasar ini adalah netral. Hanya saja tiap ideologi (kapitalisme, sosialisme, dan Islam) punya pandangan tersendiri tentang aturan dan hukum mengatur sistem politik mereka. Dari sinilah muncul pengertian politik yang mengandung pandangan hidup tertentu dan tidak lagi “netral”.
Adapun definisi politik dari sudut pandang Islam adalah pengaturan urusan-urusan (kepentingan) umat baik dalam negeri maupun luar negeri berdasarkan hukum-hukum Islam. Pelakunya bisa negara (khalifah) maupun kelompok atau individu rakyat.
Rasulullah saw bersabda:
“Adalah Bani Israel, para Nabi selalu mengatur urusan mereka. Setiap seorang Nabi meninggal, diganti Nabi berikutnya. Dan sungguh tidak ada lagi Nabi selainku. Akan ada para Khalifah yang banyak” (HR Muslim dari Abu Hurairah ra).
Hadits diatas dengan tegas menjelaskan bahwa Khalifahlah yang mengatur dan mengurus rakyatnya (kaum Muslim) setelah nabi saw. hal ini juga ditegaskan dalam hadits Rasulullah:
“Imam adalah seorang penggembala dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas gembalaannya”.
Jadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam. Adapun hubungan antara politik dan Islam secara tepat digambarkan oleh Imam al-Ghajali: “Agama dan kekuasaan adalah dua saudara kembar. Agama adalah pondasi (asas) dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tidak berpondasi niscaya akan runtuh dan segala sesuatu yang tidak berpenjaga niscaya akan hilang dan lenyap”.
Berbeda dengan pandangan Barat politik diartikan sebatas pengaturan kekuasaan, bahkan menjadikan kekuasaan sebagai tujuan dari politik. Akibatnya yang terjadi hanyalah kekacauan dan perebutan kekuasaan, bukan untuk mengurusi rakyat. Hal ini bisa kita dapati dari salah satu pendapat ahli politik di barat, yaitu Loewenstein yang berpendapat “politic is nicht anderes als der kamps um die Macht” (politik tidak lain merupakan perjuangan kekuasaan).

Wajib Berpolitik Bagi Setiap Muslim
Berpolitik adalah kewajiban bagi setiap Muslim baik itu laki-laki maupun perempuan. Adapun dalil yang menunjukkan itu antara lain:
Pertama, dalil-dalil syara telah mewajibkan bagi kaum Muslim untuk mengurus urusannya berdasarkan hukum-hukum Islam. Sebagai pelaksana praktis hukum syara, Allah SWT telah mewajibkan adanya ditengah-tengah kaum Muslim pemerintah Islam yang menjalankan urusan umat berdasarkan hukum syara. Firman Allah SWT yang artinya:
“Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan oleh Allah SWT dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu” (TQS. Al-Maidah [105]:48)
kedua, syara telah mewajibkan kaum Muslim untuk hirau terhadap urusan umat sehingga keberlangsungan hukum syara bisa terjamin. karenanya dalam Islam ada kewajiban untuk mengoreksi penguasa (muhasabah li al-hukkam). Kewajiban ini didasarkan kepada Firman Allah SWT yang artinya:
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung” (TQS. Ali Imran [03]: 104).

Penutup
Dengan demikian, hubungan Islam dan politik adalah jelas. Melalaikan diri dari aktivitas politik Islam juga jelas bahayanya bagi kaum Muslim. Inilah saatnya kaum Muslim bangkit dari tidurnya yang panjang, berjuang secara politik untuk melawan penjajah yang selama ini telah menindas mereka. Dan disinilah latek penting bagi kaum Muslim mempelajari lebih jauh politik Islam. Dan tentu saja setelah itu, terjun langsung dalam masalah politik, tidak hanya diam dan menunggu datangnya pertolongan Allah SWT.
*) Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang, Mantan Sekretaris Jenderal Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi UMM, Ketua Umum Forum Pengkajian Ekonomi Syari’ah dan Dakwah Islam Fakultas Ekonomi UMM.

33 comments so far

  1. deni on

    kenapa hanya NU saja yang di kaitkan? padahal ada banyak yang lain (Muhamadiah, LDII, dll)

  2. Ar Ridha on

    Alhamdulillah ternyata ada juga yang berpendapat sama dengan saya.Terima kasih telah membuat tulisan seperti ini ditengah kegalauan masyarakat atas prilaku orang-orang yang memangku jabatan politik khususnya di senayan umumnya di setiap daerah.Mudah-mudahan dengan banyaknya tulisan seperti ini dapat mencerdaskan dan mendewasakan masyarakat Indonesia. Amin

  3. al on

    maaf ya tak copy buat bljr ni mo ada ujian…

  4. islahuddin on

    ini adalah tugas kita untuk membuat umat islam menjadi melek dan sadar politik. Penduduk Indonesia mayoritas mulim tp karena jahil dg politik umat islam jadi termarjinalkan. raih kekuasaan dulu baru nanti kita serahkan presidennya kepada yg palin sholih dan adil.
    Syukron

  5. umar syafrudin on

    Islam yessssss…
    partai islam no,,,,,,

    • tomysmile on

      hahahaha.. sounds like islam liberal .. wekekekek..

    • bani on

      kalau dah jadi negara islam tak perlulah partai islam, yg ada partai buruh, partai kesejahteraan rakyat, partai petani dll

  6. ukhtina mujahidah shalihah on

    alhamdulillah, saya setuju dengan pendapat anda, pertolongan Allah tidak akan datang hanya dengan berdiam diri saja, perlu ada upaya dan kontribusi dari kita selaku pemuda-pemudi muslim dalam berpolitik sesuai dengan syariah islam.

  7. isma ana on

    salam…I agree with your opinion, but please don’t mention about any sort of Islamic organization like “NU, Muhammadiyah or such like that”. because, we don’t have a right to suffer another community or individual person as a victim of your blog.

    • tomysmile on

      I am sorry, just to floor the facts. Like it or not, that’s the fact.

  8. Syaiful Rahman on

    lantas! bagaimana peran umat Islam sendiri dalam upaya merubah penyalahgunaan fungsi dari hakikat politik itu sendiri, yang realitasnya terjadi pada saat sekarang ini..!!

    Syaiful Rahman
    Jambu Lenteng Sumenep
    (Mahasiswa STIKA)

    • tomysmile on

      pakai logika sederhana aja, daripada mencaci gelap, lebih baik menjadi pelita, yang menerangi walau kecil, tapi jangan jadi lilin, hanya bersinar tapi lama-lama ia habis terbakar.
      pelita yang kecil, tapi kalau kita nyalakan seribu pelita, maka terang benderanglah sebuah desa atau kampung.
      intinya.. bergerak jangan diam, pelan tapi pasti tapi juga terkordinir dalam jamaah, jangan lepas dari barisan tetap dalam koridor syariah..

  9. Definition Of All on

    Untuk ngerti berbagai macam definisi dapat dilihat di:
    definitionofall.blogspot.com

  10. Aya on

    Ass,mas boleh tw g buku kajian fiqh`nya karangan siapa??trz kira2 bs dbeli dimana??

    • tomysmile on

      cari bukunya fiqih kontemporer Dr. Setiawan Budi Utomo, disitu ada penjelasan yang lebih kompherensif. Bukunya kecil harganya sekitar 45rb an.. mudah2an masih ada ya, karena itu buku saya beli dah agak lama 🙂

  11. mimpi on

    mohon izin untuk salin sebahagian maklumat kamu…

  12. sakiena on

    politik Islam sudah ada. tapi pelaku politiknya meski beragama Islam, tetap saja masih ada yang tidak tau & tidak menggunakan politik Islam.

  13. yan on

    alhmdulillah, ada tulisan ini..

  14. indra jufri on

    trima kasih telah membantu,,,

  15. A!da on

    Asslmu’alaikm
    politik dlm islm sdah dktahui,, trzzz gmn cra mnrapkn_y, kdangg Qta dhdapi dg suap,, aqidah Qta gadaikn

  16. Binsar Sagala on

    Di Indonesia ini banyak umat yang bukan islam, dan indonesia tidak didirikan/diperjuangkan kemerdekaannya berdasarkan syarat islam, bagaimana hukum islam harus diterapkan di Indonesia? Apa pendapat anda?

    • Sonny Wicaksono on

      Indonesia memang bukan negara agama (Islam misalnya) tapi juga bukan negara sekuler (yang memisahkan agama dari bidang-bidang kehidupan duniawi). Indonesia adalah negara Pancasila. Menurut saya, tidak mungkin menerapkan syariat/hukum Islam sepenuhnya termasuk di bidang politik karena akan dibatasi oleh ideologi negara Pancasila. Sebagai muslim Pancasilais kita tetap berkewajiban mengamalkan hukum Islam itu dalam batas-batas ideologi Pancasila. Tidak mungkin sepenuhnya!

  17. Wahyu Dwijayanto on

    Menurut saya,jangan hanya nama islam saja yang didengungkan, tapi yang terpenting adalah sifat akhlaqul karimahlah dari setiap individunyalah yang menjadi ujung tombak umat islam sebagai pepmberitahu bahwa islam adalah agama yang paling pantas dan untuk membangun bangsa

    • moh.sulaiman al jazuli on

      apa yang anda katakan memang benar,bahwa akhlakul karimahlah yang menjadi ujung tombak,tapi kita lupa bahwa untuk mambentuk akhlakul karimah yang kokoh,maka diperlukan pondasi/aqidah islam yang kokoh pula,dan sebagai panjaga pondasi itu diperlukan suatu aturan yang kita sebut syariah.

  18. Sonny Wicaksono on

    Kalau ada yang dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam, pasti ada juga Politik Islam sebagai subsistem dari Sistem Sosial Islam. Oleh karena itu sungguh suatu sikap yang bijaksana bila kaum muslimin Indonesia merasa wajib untuk mempelajari, mengkaji, memahami, menghayati, dan mengamalkan politik Islam dalam batas-batas kemampuan kita semua. Amin.

  19. jufrianto on

    Tulisan seperti ini seharusnya bisa dibagikan kepada sesama muslim biar melek matanya.

  20. inot on

    mau tanya gan ko sampai sekarang partai politik yg berlandaskan islam gx pernah menang itu knapa ya ??

    .sementara yg tdk menonjolkan sisi agama.nya, dia selalu di atas bahkan sampe menang..

  21. Tyaa Nugraheni on

    mau tanya gan bagaimana komentar anda ttg sistem pemerintahan indonesia saat ini dalam persfektif politik islam

  22. pramuditya on

    mohon izin di copy yak,buat uas

    • Wicaksono Prambanan on

      Bagi Saya sebagai seorang muslim insya-allah “As-siyaasatul ‘iibadaah” (politik itu ibadah) sesuai sabda Nabi s.a.w.

  23. lallung on

    Tulisannya bagus, namun ada perrtanyaan sya, apakah didalam alquran ada yang tertulis kata politik, klo me!ang ada bahasa arabnya sebenarnya apa ?, trus dgan sabda Rasulullah yg klo dimaknai bhwa mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang berasas pada hukum islam itu sy sgat setuju. Cuma sy tdk setuju klo dimaknai sebagai poltik islam, tdk adkah kta lain, politik berasal dari kata apa?

  24. ahmad sayadi on

    Hati hati dengan politik jadilah pemilih politik yang cerdas dan menddik bukan untuk adu domba seperti didaerah2 timur tengah. jangan mau kita diadu domba hanya gara – gara politik. ok brooooo


Leave a reply to A!da Cancel reply